Mengobati Toksokariasis Dengan Buah Mengkudu

Minggu, 28 Februari 2016



Mengobati Toksokariasis Dengan Buah Mengkudu - Hasil dari penelitian lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada menunjukkan mengkudu atau pace yang berisi senyawa antihelmintik berpotensi menyembuhkan toksokariasis.

"Toksokariasi merupakan satu diantara infeksi yang umum ditemukan di masyarakat dunia paling utama di negara berkembang. Masalah kesehatan ini disebabkan cacing toxocara canis pada anjing, toxocara cati pada kucing, & toxocara vitulorum pada lembu, " tegas mahasiswi Rosa Lakshita Nugrahani di Yogyakarta, baru-baru ini.

Menurut dia, infeksi benalu ini bisa menyebabkan kelenyapan dan peradangan jaringan jasad. Infeksi zoonosis itu sedang banyak berlangsung di Nusantara khususnya di anak-anak. Pengobatan toksokariasis lazimnya dilakukan beserta pemberian obat cacing sintetik seperti Albendazole, tetapi penerapan obat itu dapat menyebabkan gangguan kanal pencernaan (mual, muntah, diare) dan kotak-katik alergi.

"Kondisi itu penghujung mendorong kami untuk mengatasi solusi dalam pengobatan toksokariasis. Akhirnya, kita menemukan jalan yang benar ampuh pada mengobati toksokariasis yaitu dengan memanfaatkan risiko mengkudu ataupun pace, " jelas dia.

Ia mengeluarkan mengkudu banyak dijumpai dalam Indonesia, namun belum penuh yang memakainya dan dibiarkan berjatuhan serta membusuk demikian saja. Sementara itu, mengkudu mempunyai berbagai nilai salah-satunya dapat digunakan serupa obat toksokariasis karena mengandung senyawa antihelmintik (obat cacing).

"Untuk mengarifi aktivitas antihelmintik pada buah mengkudu, abdi melakukan tes terhadap lima kucing yang terkena toksokariasis. Sebelum melaksanakan pada kucing, kami terlebih dahulu menjalankan mengkudu sampai menjadi konsentrat, " membuka dia.

Menurut nya, meong itu selanjutnya dicekoki isi mengkudu yang telah dilarutkan dengan aquades. Pemberian ekstrak mengkudu dilakukan dua periode dalam dua minggu. Dampak uji coba terhadap kucing diketahui bahwa dengan rezeki ekstrak mengkudu bisa menyesuaikan perkembangan telur cacing toxocara cati. Ekstrak mengkudu terbuat dalam empat konsentrasi yakni 40 persen, 60 bayaran, 80 persen, dan 100 persen.

"Hasil optimal tersua dengan pemberian ekstrak mengkudu sebanyak 100 persen. Sesudah hari ke-3 pemberian 100 persen ekstrak mengkudu, tentu sekali tidak terdapat telur toxocara dalam feses meong, " papar dia.

Ia mengatakan penggunaan buah mengkudu sebagai obat toksokariasis itu aman bagi manusia sebab berasal dari bahan dunia sehingga minim efek sebelah. Selain itu juga tenteram dikonsumsi bagi ibu bunting.

"Pada beberapa obat cacing pipih di pasaran bersifat bala jika dikonsumsi ibu hamil, tetapi mengkudu aman dan tidak berbahaya bagi perut. Mengkudu telah terbukti sanggup menekan pertumbuhan cacing toxocara pada kucing, " perintah dia.

Meskipun demikian, kata dia, ke depan butuh penjelasan lanjutan pemanfaatan konsentrat mengkudu sebagai obat toksokariasis.

"Masih perlu dilakukan bervariasi penelitian lanjutan. Salah satunya untuk menetapkanmengukuhkan, menjadikan dosis yang tepat untuk manusia, " imbuh dia.

mpat mahasiswa lain yang terlibat di penelitian tersebut adalah Deny H Tandingan, Puspita Putri Fortuna, Iqbal Fathurahman, & Ni Made ALW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Mas Doni SEO.
Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License